The IKN Diaries
The IKN Diaries
Blog Article
Investasi swasta – baik investasi langsung maupun melalui kemitraan dengan pemerintah – direncanakan menyumbang 80% pendanaan proyek bernilai Rp466 triliun ini, sekitar Rp372 triliun. Sisanya dibiayai oleh APBN.
Sebagian warga memang diundang untuk ikut upacara di kawasan istana. Namun, sampai saat ditemui, Titin tidak termasuk di antaranya. Jadi walaupun berjarak cukup dekat dari pusat kemeriahan, Titin kemungkinan hanya akan menyaksikan lewat layar kaca.
The relocation proposal saved being discussed for many years until the presidency of Susilo Bambang Yudhoyono who supported The reasoning to produce a new political and administrative centre of Indonesia as a consequence of Jakarta's environmental and overpopulation challenges.[22][23]
Beberapa ratus meter dari rumah kontrakan Budi, seorang warga transmigran, Lina Ekawati, mengubah tiga petak sawah yang dia punya menjadi tempat penyaringan air.
Bagaimana rasanya hidup di sekitar pembangunan megaproyek yang akan menjadi warisan Presiden Jokowi ini?
Syamsyiah, istrinya, bercerita bahwa air dari sungai di belakang rumah mereka itu dulunya bahkan menjadi sumber air minum mereka.
Persoalannya, pesantren ini sebenarnya tidak memiliki sumber air bersih untuk menopang kebutuhan tersebut. Setiap hari, mereka harus membeli air untuk kebutuhan mandi cuci kakus seharga Rp350.000 hingga Rp450.000 for each tangki. Itu belum termasuk kebutuhan untuk air minum yang juga harus dibeli.
Our expertise has revealed that essentially the most effective IPOs start with meticulous planning prolonged before the roadshow.
Rencana urun dana masyarakat untuk biayai IKN disebut imbas 'kesalahan kalkukasi', megaproyek terancam mangkrak
The relocation from the IKN Nusantara is not only a transfer of the center of government but it's as a sort of equitable distribution of enhancement and also the countrywide economy.
Di situ lah Budi membangun kontrakan eleven pintu, memanfaatkan kebutuhan yang muncul dari para pekerja IKN di IKN.
Masyarakat sekitar juga masih harus membeli air karena tak IKN ada akses air bersih yang layak konsumsi. Padahal tak jauh dari situ, air keran di dalam IKN bisa langsung diminum.
Di sekitar Istana Garuda, suasananya terasa kontras dengan di luar sana. Aura pembangunan memang masih terasa, tapi setidaknya, udara yang saya hirup di space ini tak lagi bercampur dengan debu. Saya bisa membuka masker saya dan bernapas dengan lega.
Tapi kini, mereka harus membeli. Air IKN sungai itu kini hanya mereka gunakan untuk mandi dan mencuci dengan cara disaring lebih dulu.